Rabu, 14 Desember 2022



Manusia Ruang dan Waktu dalam Sejarah


Ruang dan waktu dalam sejarah juga dikenal sebagai suatu konsep dimensi spasial dan temporal. Dimensi spasial adalah sebutan untuk ruang sedangkan dimensi temporal adalah waktu. Ruang atau dimensi spasial adalah tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam proses perjalanan waktu. Sedangkan waktu atau dimensi temporal merupakan konsep penting dalam sejarah karena selalu ada dalam kehidupan manusia dan selalu berjalan secara kontinu. Dalam konsep ini, manusia merupakan subjek dan objek sejarah. Hal ini karena manusia merupakan pelaku dari sejarah tersebut. Waktu membuat kejadian sejarah yang terjadi pada manusia memiliki pembabakan, seperti masa lalu misalnya. Masa lalu sifatnya adalah terbuka dan berkesinambungan. Dalam sejarah, masa lalu dapat menjadi gambaran bagi manusia untuk bertindak di masa sekarang.


Selasa, 12 Desember 2017

netijen

DUA TIPE NETIZEN YANG BIASA AKU TEMUI ENTAH ITU DI KAMPUS, SOSMED , ATAU MASYARAKAT.
yang pertama tipe orang yang penting ngomong dan yang kedua orang yang ngomong penting.

banyak netizen yang jenis pertama di sosmed "yang penting ngomong" entah benar atau salah pokoknya langsung njeplak. biar apa? biar dikata pintar atau mau ngeksis? tipe orang yang seperti ini mungkin banyak waktu luangnya.
biasanya asal nyomot atau share tanpa tabayun parahnya suka cut video.

tipe yang kedua adalah "ngomong penting"
tipe ini jarang bersliweran di beranda

Senin, 30 Desember 2013

PEJABAT DAHULU ATAU RAKYAT DAHULU?
Presiden telah menandatangai Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2013 tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Pimpinan Lembaga Negara. Dengan perpres ini, para menteri, pejabat eselon I, dan pimpinan lembaga negara dimudahkan untuk berobat ke luar negeri. Seluruh biaya itu nantinya akan ditanggung oleh negara (KompasCom, 28/12/2013)
Presiden mempertimbangkan risiko dan beban tugas menteri dan pejabat tertentu, serta ketua, wakil ketua dan anggota lembaga negara sehingga pemerintah memutuskan membuat perlindungan kesehatan khusus bagi pejabat negara.
Di tengah kondisi sebagian besar rakyat yang masih berobat dengan pelayanan yang minim, kiranya kebijakan itu tidak mencerminkan kepekaan pemerintah. Banyak rakyat yang sakit hanya dilayani oleh negara dengan kualitas yang seadanya. Obat, pelayanan, administrasi, peralatan, perawat, dokter, dan biaya berkualitas “bangsal.” Bahkan banyak pula rakyat yang tidak mampu berobat sekalipun hanya ke puskesmas.
Prinsip pelayanan kesehatan oleh negara yang menyatakan rakyat tidak mampu dijamin oleh negara menjadi sirna. Subsidi negara yang semestinya diberikan kepada rakyat miskin dan tidak mampu malah diberikan kepada pejabat yang notabene mampu membiayai pengobatannya sendiri.
Hal yang menyakitkan hati rakyat lainnya adalah keluarga pejabat pun diikutkan dalam pengobatan ke luar negeri atas biaya negara. Pelayanan kesehatan diberikan kepada keluarga Menteri dan Pejabat Tertentu, dan keluarga Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPR-RI, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), Komisi Yudisial (KY), Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), dan Hakim Agung Mahkamah Agung (TribunNewsCom, 28/12/2013).
Selain para pejabat tingkat pusat, pejabat daerah tertentu pun nantinya dapat menikmati pengobatan ke luar negeri atas biaya rakyat juga (APBD). Jumlah pejabat daerah lebih banyak daripada pejabat pusat. Sehingga, nanti akan bertambah banyak orang Indonesia berobat ke Singapura, Malaysia, Amerika, Eropa, misalnya.
Kebijakan ini jelas memperlebar jurang sosial antara rakyat dan pejabatnya. Perilaku hidup mewah dan konsumtif yang selama ini dipertontonkan oleh sebagian pejabat akan menjadi-jadi. Bukan hanya dalam keadaan sehat saja melainkan dalam keadaan sakit pun mereka masih sempat memikirkan fasilitas yang serba mewah.
Memang dalam hal berobat orang memikirkan yang penting cepat sehat kembali. Namun, gaya hidup mewah dipastikan akan mengiringi perilaku dalam keadaan apa pun, termasuk saat sedang sakit. Bahkan bisa jadi gaya hidup mewah itu kian kuat, misalnya dengan berobat ke luar negeri kendatipun di dalam negeri sudah cukup.
Dari sisi kedokteran dan pelayanan kesehatan kebijakan ini secara tidak langsung berasumsi bahwa pengobatan di dalam negeri masih tertinggal dari negara-negara lain. Anggapan seperti itu bukan salah melainkan cara mengatasinya yang keliru.
Jika pemerintah masih menganggap pelayanan kesehatan di dalam negeri masih tertinggal, maka sebaiknya memperkuat dan meningkatkannya. Misalnya, pemerintah membuat kebijakan yang mendorong pemerkuatan pelayanan kesehatan di dalam negeri. Bisa juga pemerintah mengirimkan warganegara ke negara-negara yang maju di bidang kesehatan dengan memberikan beasiswa sebanyak-banyaknya untuk belajar kedokteran. Bisa juga pemerintah menurunkan atau menghapus pajak impor alat-alat kedokteran bahkan memberikan subsidi dengan syarat untuk kepentingan seluruh rakyat.
Kebijakan publik apa pun yang dibuat pemerintah hakikatnya adalah untuk keuntungan publik atau rakyat kebanyakan. Kebijakan itu harus menguntungkan terutama rakyat. Lalu, Perpres tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Pimpinan Lembaga Negara menguntungkan siapa?
Dapat dipahami bila pemerintah berpikiran bahwa pejabat adalah pihak yang dipercaya rakyat untuk mengelola negara demi kepentingan rakyat. Rakyat memang punya hak untuk mengurus dan memperjuangkan kepentingannya. Tetapi ketika kepentingan rakyat yang berbeda-beda hendak diperjuangkan oleh masing-masing individu akan terjadi konflik. Untuk itulah diperlukan pemerintah agar kepentingan yang lebih luas dapat diakomodasi melalui pejabat-pejabat yang ditunjuk dan diangkat secara legal.
Karena pentingnya kedudukan dan fungsi pejabat itulah kemudian timbul konsekuensi yaitu menjaga kesehatan pejabat agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Bila pejabat sakit, maka negara berkewajiban menyembuhkannya.
Sampai di situ logikanya masih bisa diterima. Namun, lain masalah kalau pemerintah kemudian melebihi etika administrasi dengan memberikan pelayanan berobat ke luar negeri bagi pejabat. Administrasi negara memiliki etika dalam bentuk penyelenggaraan negara berpegang pada azas responsiveness (kepekaan), bukan saja kepekaan manajemen penyelenggaraan pemerintahan melainkan juga kepekaan terhadap kondisi dan aspirarasi publik.
Kondisi pelayanan publik saat ini masih dirasakan sangat rendah dengan masih banyaknya publik yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Pemerintah harus mengutamakan solusi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada rakyat terlebih dulu dibandingkan mengutamakan pelayanan kesehatan kepada pejabat. Karena, pemerintah berjalan dengan biaya negara atau rakyat. Uang negara harus terlebih dulu diperuntukkan untuk kepentingan rakyat.
Kepekaan pemerintah yang selama ini dirasakan tumpul oleh rakyat itu mestinya diperbaiki, bukan malah dipelihara apa lagi diperkuat. Pemerintah perlu mengaca pada para pendiri negara ini yang sangat kuat rasa tanggung jawabnya sebagai pemimpin untuk kepentingan rakyat.
Contoh pemimpin yang lebih memikirkan kepentingan rakyat daripada kepentingan dirinya sebagai pejabat adalah Panglima Besar Jenderal Sudirman. Dalam masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan beliau masih punya tanggung jawab yang amat besar kepada negara dan rakyatnya. Padahal kalau mau beliau pantas untuk beristirahat dari perjuangan karena kondisi kesehatannya sangat parah dan perlu pengobatan yang intensif.
Dalam sejarah kita bisa menyaksikan betapa tinggi nilai tanggung jawab pada Panglima Besar Jenderal Sudirman. Karena tanggung jawab dan kepekaannya kepada bangsa itulah, maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada. Tetapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri tidak merasakan penyakitnya.
Melihat keadaan itu, Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan. Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.
Para pengawal dan pengikutnya dalam bergerilya juga tinggi rasa tanggung jawabnya. Diriwayatkan, untuk menghindari musuh gerilya Sudirman kadang-kadang harus cepat berlari menghindar dari musuh.
Saat itu Sudirman sempat harus diselamatkan dengan digendong oleh pengawalnya, Tjokropranolo (yang di kemudian hari menjadi pemimpin di DKI sebagai Gubernur). Sambil menggendong Sudirman, Tjokropranolo melompati pagar yang dalam keadaan normal tak mungkin dilakukannya (buku Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia: Kisah Seorang Pengawal oleh Tjokropranolo dan Marzuki Arifin, ed.)
Kisah para pemimpin generasi sebelum kita dapat dijadikan teladan, khususnya dalam memikul tanggung jawab dan kepekaan terhadap kondisi rakyat saat ini. Memang tidak semua hal harus dicontoh persis tetapi jiwa kepemimpinannyalah yang patut diteladani. Tidak harus pemimpin zaman sekarang harus menggendong atasannya untuk melompati pagar, bukan? Tentu saja kita tidak mungkin berharap kepada gubernur Jokowi untuk menggendong menteri Gamawan Fauzi untuk melompati pagar


http://politik.kompasiana.com/2013/12/30/rakyat-membiayai-pejabat-berobat-ke-luar-negeri-620684.html

Minggu, 01 Desember 2013

Wilayah Majapahit Seluas Nusantara Tenyata Fiktif.

Masih ingatkah anda dengan Sumpah Palapa Patih Kerajaan Majapahit, Gajah Mada, yang telah didoktrin semenjak menempuh pendidikan di Sekolah Dasar. Kalimat itu berbunyi: ”Sira Gadjah Mada paptih amangkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gadjah Mada: Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa” (Gajah Mada, Padmapuspita, 1966:38). Maknanya kurang lebih seperti ini, Gadjah Mada sang Mahapatih tak akan menikmati palapa, berkata Gadjah Mada, ”selama aku belum menyatukan nusantara, aku takkan menikmati palapa, sebelum aku menaklukan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pahang, Dompu, Pulau Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik, aku takkan mencicipi palapa”. Istilah ”Nusantara” yang katanya diucapkan oleh Gajah Mada, kini mulai disanggah. Khususnya, dalam hal cakupan wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit (1293-1500 M).

Fakta baru mengenai sejarah Kerajaan Majapahit kembali terungkap. Sebagaimana yang dikabarkan oleh Nationalgeoraph
ic (11/10/2013) dan Kompas (13/10/2013), bahwa ternyata wilayah kekuasaan Majapahit tidak seperti yang telah banyak dituliskan dalam buku-buku pendidikan sejarah yang selama ini dijadikan bahan pengajaran di lembaga pendidikan. Baik di sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi disebutkan bahwa, wilayah kekuasaan Majapahit meliputi seluruh bagian Nusantara yang mirip seperti teritori Republik Indonesia saat ini. Seorang ahli arkeologi, epigrafi dan sejarah kuno, Hasan Djafar, menyampaikan bahwa, omong kosong kalau dikatakan Majapahit memiliki wilayah kekuasaan seluas Nusantara. Menurutnya, wilayah Kerajaan Majapahit cuma berada di pulau Jawa. Itu pun hanya Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Legenda kekuasaan Majapahit tidak lain adalah ”ide” Soekarno untuk membentuk dan menyatukan Indonesia. Dengan cara itu, ia berharap akan meraih dukungan besar yang membuat cita-cita penyatuan Negara akan lebih mudah tercapai. Sebab, mayoritas penduduk Indonesia berasal dari etnis yang sering ”memuja” Majapahit. Bahkan tidak hanya itu, mitos Majapahit juga menjadi ”inspirasi” Soekarno yang berhasrat menganeksasi Malaysia ke dalam NKRI. Karena Malaysia dianggap bagian dari wilayah ”Nusantaranya” Majapahit.

Tidak mengherankan, bila konfrontasi Indonesia-Malaysia (1962-1966 M) sebenarnya memang sengaja di ”setting” untuk memuluskan rencana. Slogan Soekarno yang berbunyi ”Ganyang Malaysia”, bahkan mampu membuat sebagian besar Rakyat Indonesia ”lupa” akan kerasnya himpitan ekonomi yang mendera masa itu. Tapi pada akhirnya, hasil yang dicapai tidaklah sesuai perencanaan semula. Sejarawan Jean Gelman Taylor menulis satu bab ”Majapahit Visions: Sukarno and Suharto in the Indonesian Histories” dalam buku Indonesia: Peoples and Histories. Bab ini khusus membandingkan Majapahit versi arkeologi dan Majapahit versi propaganda. Dari sudut arkeologi, Taylor menerangkan bahwa Majapahit sebuah Kerajaan kecil yang berada di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Rezim Soekarno dan Soeharto berkepentingan membuat mitos Majapahit sebagai ”Kerajaan besar” guna mendukung agenda mereka masing-masing. Nation building dan economic development.

Manipulasi sejarah Kerajaan Majapahit juga tidak terlepas dari sosok Muhammad Yamin. Salah seorang tokoh pendiri Negara Indonesia ini, pernah menuliskan sebuah buku yang berjudul Gajah Mada, Pahlawan Persatuan Nusantara, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1945 dan telah belasan kali dicetak ulang. Buku itu mengisahkan epos kepahlawanan Gajah Mada sebagai Patih Kerajaan Majapahit. Dalam lampirannya terdapat secarik peta wilayah Indonesia. Terbentang mulai dari Sabang hingga Merauke, dari Timor sampai Talaud. Dengan judul Daerah Nusantara dalam Keradjaan Madjapahit. Mengenai peta ini, Hasan Djafar mengungkapkan bahwa, ”gagasan persatuan ini oleh para sejarawan telah ditafsirkan sebagai wilayah Majapahit sehingga seolah ada penaklukan. Itu salahnya!”

Tidak hanya itu. Kejanggalan lainnya adalah foto yang menampilkan sekeping terakota yang mewujudkan sosok Gajah Mada, yang dalam imajinasi Yamin digambarkan dengan wajah lelaki berpipi tembam dan berbibir tebal. ”Itu skandal ilmiah dalam sejarah,” ujar Hasan Djafar.

PERBAIKI PENULISAN SEJARAH NASIONAL

Sejarawan Universitas Negeri Medan, Dr. Ichwan Azhari, mengatakan bahwa penulisan dan pengajaran sejarah nasional dengan mengangkat teks Jawa sebagai fakta sejarah diperkirakan tidak dapat dipertahankan lagi dan harus dihilangkan. (Antara: 25/05/2007) Ia juga mengatakan bahwa dalam sistem penulisan yang sentralistik, wacana-wacana yang hidup di luar Jawa seolah-olah diabaikan. Namun, gelombang perubahan, seharusnya memunculkan orientasi penulisan sejarah yang desentralistik. Pusat kekuasaan tidak bisa lagi memonopoli satu wacana yang dianggapnya benar. ”Untuk itu, sudah sepantasnya reproduksi teks klasik Jawa tentang kebesaran kekuasaan Majapahit yang penuh kebohongan itu segera diakhiri dalam penulisan sejarah nasional, termasuk dalam pelajaran di sekolah-sekolah,”tegas Ichwan.

Kebesaran kekuasaan Majapahit yang mengandung banyak kisah fiktif , memang sudah seharusnya di koreksi. Ini untuk memperbaiki literatur-literatur sejarah nasional agar tidak ”meracuni” pikiran adik-adik kita yang masih berada di bangku sekolah. Sudah saatnya mereka mendapatkan pengajaran sejarah nasional yang benar dan akurat.

Sabtu, 30 November 2013

Sebenarnya apasih untungnya buat kita memilih seorang untuk menjalankan amanah memimpin suatu roda kepemimpinan ,jika maksut mereka cuman hanya untuk mencari popularitas. berlagak ramah karena ingin kita memilih dia. apa untungnya buat kita?

Selasa, 05 November 2013


Musim kemarau tahun 2010 adalah menjadi waktu yang sangat bersejarah dalam hidupku , karena pada waktu itu tepatnya bulan Juli memaksaku untuk melanjutkan petualanganku menimba ilmu di sebuah Istana yang Megah di sebuah kota kecil di tengah Pulau Jawa, Masyarakat biasa menyapanya dengan sebutan Pondok Modern Selamat Kendal .
Terlihat Matahari masih malu-malu menampakan sinarnya di langit timur , terdengar hiruk pikuk orang-orang yang baru saja menyelsaikan sholat subuh berjamaah disurau-surau Desaku , kesibukan telah Nampak disebuah rumah mungil yang tengah menyiapkan segala rupa menyambut keberangkatan putrinya merantau menimba ilmu dinegeri seberang . Seorang wanita yang masih terlihat cantik tengah sibuk membereskan barang-barang kedalam tas besar .Beliau adalah ibuku Seorang yang sangat berjasa dalam hidupku,beliau tak pernah mengeluh walaupun sedang berada dalam kesusahan yang benar-benar susah sekalipun .
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang menurut fersiku sampailah kami ke tempat yang kami tuju , PONDOK MODERN SELAMAT KENDAL sebuah bangunan yang teramat megah untuk sebuah podok pesantren , pertama aku melangkahkan kaki di pintu gerbang pondok aku tercengang melihat arsitektur bangunan ini ,bernuansa jawa kuno lengkap dengan ukiran dan patung dari kayu terpampang di kanan–kiri jalan menambah nuansa kejawen . kuamati detail gaya arsitektur bangunan disini , gedungnya terlihat gaya eropa zaman kolonial belanda, megah menjulan tinggi tetapi sederhana . kutemukan beberapa patung wanita di sudut –sudut tempat , seperti percampuran budaya Hindu-Budha dan jawa yang aku rasakan disini . Kami yang terdiri dari ,Aku,Ayah,Ibu,Adiku dan Pak de segera menuju kamar yang akan aku tinggali, setelah mengantre nomor kamar di sebuah Aula yang begitu luas dan megah untuk sebuah ukuran ruangan aula sebagaimana sewajarnya.
        Hari semakin sore matahari terlihat akan segera kembali ketempat peraduanya, rombongan keluargaku berpamitan untuk meninggalkanku disini , rasa sedih yang belum pernah aku rasakan sebelumnya begitu terasa, ibuku tak hentinya menyuntikan semangat kepadaku lewat kata-kata yang keluar dari bibirnya . aku mengamati wajah ibuku dalam-dalam hingga tak terasa mataku hangat karena menahan tangis, begitu pula dengan beliau. Dengan berat hatiaku mencoba untuk mengikhlaskan kepergian kluargaku meninggalkanku seniri ditempat ini.kupatri kata-kata ibuku didalam hati hingga sekarang “Kesuksesan itu berawal dari Kesulitan” sebuah kalimat sederhana tapi sanagat mengandung makna untuk ku yang hidup jauh dari kasih sayang orang tua.
Hari pertama masuk sekolah diawali dengan ritual Penerimaan Siswa Baru atau yang akrab kita sebut Masa Orientasi Siswa (MOS) selama satu minggu , meskipun membosankan tetapi harus kita jalani. hingga tiba di penghujung ritual MOS. kakak-kakak yang mendampingiku mengarahkan dan menjelaskan besok kita harus mengikuti Ekstrakulikuler  diantara 2 yaitu Pramuka atau  PMR , terjadi sebuah dilema didalam diriku antara memilih Pramuka dan PMR ,  menyadari dengan keadaan fisiku yang lemah akupun memilih PMR yang dianggap lebih ringan dari pada Pramuka menurut siswa-siswi Sma tempatku menimba ilmu . padahal kenyataan yang aku jalani sama beratnya dengan Pramuka .Kadang jika dibandingkan berat kegiatan di PMR. selama 2 tahun setiap hari sabtu semua siswa-siswi kelas X dan kelas XI waib mengikuti Extrakulikuler yang telah mereka pilih .
Tepatnya tiga tahun yang lalu aku di pertemukan dengan sesosok manusia yang sangat bersahaja dimataku dalam acara Penerimaan Anggota Baru PMR Wira di sekolahku , iya benar sekali saat itu aku sedang duduk dikelas X, hal yang sebelumnya tak pernah aku duga akan menjalin sebuah hubungan yang baik dengan sesosok manusia ini sampai sekarang ini .
Masih teringat jelas dalam memori ingatanku , kala itu sedang berlangsung semacam Pre-Test untuk siswa baru yang akan menjadi anggota PMR di sekolahku , ini adalah salah satu rangkainan acara PMB . kala itu hampir senja seusai sholat ashar kami anak baru yang masih cupu diperintah untuk mengerjakan soat  yang telah dibuat oleh panitia pelaksana . aku shok tak tahu jika akan ada pretest seperti ini , yang ada difikiranku hanyalah outbond dan bersenang-senang . Tak ada prsiapan amunisi dari dalam diriku. kakak-kakak kelas tengah membagikan soal dengan wajah garang yang khas , membuat aku dan siswa baru lainya gemeteran . celakanya pada saat itu aku tak membawa bolpoit untuk mengerjakan pre-test ini, aku berusaha untukmeminjam bolpoit kepada kakak-kakak tapi ternyata usahaku sia-sia . ku Tanya teman kanan-kiriku yang aku tak tahu namanya ,tak sadar aku duduk ditengah-tengah cowok .kucoba meanyakan kepada cowok yang duduk  berada di sampingku “boleh pinjem pulpen nggak?”,kataku “pinjem ? ini aja cuman satu” jawab dia “iya maksutnya gentian gitu”,kataku lagi . dia terdiam dan mnunjukan wajah judes tak suka dengan ideku . kucoba bertanya kepada cowok yang di sebelahku lagi , karena pada saat itu aku duudk di sebelah kanan-kiri cowok . sebelum aku melontarkan pertanyaan yang sama cowok ini menyapaku kamu “kenapa nggak ada pulpen?”,kata dia akupun menjawab dengan kata singkat “iya”,kataku diapun menawarkan kepadaku “yaudah pake pulpen ini aja gentian sama aku “.kesan pertama berkenalan dia sudah mencerminkan orang yang baik.diapun sempat berdiskusi dengan ku membahas soal yang ada di depan kami .Belum sempat aku berkenalan dengan dia tiba-tiba kakak kelasku datang menghampiriku meminjamkan bolpoit kepadaku pada saat waktu mengerjakan hampir usai .Kami semua siswa baru telah selsai mengerjakan pre-test kemudian kakak-kakak membagi kami dalam beberapa kelompok memberitahukan kepada kami bahwa besok kami akan mengikuti serangkain acara ke sebuah desa di Kendal yang aku lupa nama tempatnya , dan kami wajib membawa persyaratan yang diberikan oleh kakak kelas . dari mulai tas yang terbuat dari plastik,hingga tali sepatu yang talinya diganti memakai tali raffia di lilitkan hingga lutut. Hal yang biasa dilakukan oleh kakak kelas kepada adik kelasnya saat PMB.
Belum terdengar adzhan subuh , penduduk desa yang tinggal disekitar pondok mungkin masih tertidur lelap memeluk bantal guling mereka. Tetapi tanda-tanda hiruk-pikuk kehidupan sudah terlihat di kantin kami. ada yang memakai baju tidur masih terlihat mengantuk tetapi dipaksakan ada yang terlihat sudah rapi dengan seragam mereka,ada yang memakai mukena. Hal yang tak biasa memang untuk yang memakai mukena mungkin setelah sarapan mereka akan langsung menuju kemasjid. Ini merupakan hal yang lazim yang biasa terlihat dipondok kami.
         
Pagi-pagi seusai sholat subuh kami dikumpulkan di depan patung Ganesha yang ada di depan gedung SMA kami . Dengan seksama kami siswa baru tengah  mendengarkan ocehan kakak kelas kami dengan nada keras,usai kakak kelas memberikan instruksi kami berjalan keluar melewati gerbang pondok .Hhmmmmmm hal yang sangat melegakan bagi semua siswa saat keluar dari gerbang pondok. Kami naik truk menuju desa yang dimaksutkan kakak kelas kami . perjalanan yang sangat melegakan bisa keluar dari gerbang pondok , pagi-pagi sekali kami  memulai perjalan di atas langit Kendal yang cerah .tak sabar kami mendarat di tempat yang dimaksutkan oleh kakak-kakak . pertama kali aku turun dari kendaraan yang aku tumpangi mataku terperanjat melihat kanan kiri . hamaparan bukit yang bisa dibilang gundul nampaknya telah diubah menjadi ladang oleh penduduk setempat.tapi ini cukup memanjakan mataku. Suara pluit dan teriakan kakak-kakak mengagetkanku yang tenggah menikmati pemandangan.”Cepat dek baris sesuia kelompok”,kata salah satu kakak, dengan nada membentak .kami semua siswa barupun segera menuruti kemauan kakak-kakak. Akupun satu kelompok dengan cowok yang meminjami pulpen waktu pre-test kemarin .aku tak mengenal semua anggota kelmpokku karena kelasku yang jauh dari peradapan siswa baru lainya.kamipun berbaris ditemani sinar matahari yang terik . dalam perjalan pos perpos aku kelelahan hingga langkahku jauh dari anggota kelompoku lainya . berlari naik bukit melewati pematang ladang penduduk ,melewati rute turunan dengan tanah yang sangat becek.akhirnya tali rafiakupun tak tertata kendor dan tak nyaman untuk berjalan .ditambah tas plastiku yang robek karena aku berlari-lari hingga hentakan botol Aqua di dalam plastic membuat plastiku robek.cowok yang jauh di depanku tiba-tiba menengok kebelakan dan aku melihat samar-samar dia mendekatiku . “kenapa ? plastiknya robek”,dia berkata aku merasa sangat malu dan ku urungkan niatku untuk membalas pertanyaanya , aku hanya menunuduk dan berusaha membenarkan tali sepatu rafiaku yang telah kotor karena jalanan yang becek .tak mebayangkan wajahku saat itu mungkin kucel udik tidak tertata.bayangkan seorang cowok ??riwayatku yang jarang berinteraksi dengan mahluk yang bernama cowok sebelumnya . karena aku trauma , zaman TK dan SDku . saat Tk aku tengah bermainan ayunan sendiri , karena di waktu Tk aku tak memiliki teman akrab . jadi kemanapun aku selalu sendiri .Hingga zaman SD aku selalu dijahili oleh geng anak-anak cowok yang terpaut 2 tahun denganku harusnya mereka menjadi kakak kelasku tapi mereka masih satu kelas denganku. Mereka selalu menjahiliku hingga pada saat pelajaran karena tingkah laku mereka ,aku yang disalahkan dan dibentak oleh guruku.Pada suatu saat aku membeli mainan anak SD,sebuah gambar Hello Kitty yang dibalut dengan pigura kaca kecil. Mereka sengaja membuat aku jengkel dan berusaha merebut pigura itu dari tangan ku . saat pigura itu aku berikan kepada mereka ,mereka malah menjatukan pigura itu dengan sengaja di hadapanku . aku tak bisa melawan ,aku hanya diam dan mengambil serpihan pecahan kemudian aku buang . merekapun pergi begitu saja tanpa meminta maaf apalagi menganti pigura yang baru saja aku beli. Sejak lulus dari SD aku sangat tidak suka kepada cowok , berapapun cowok yang pernah mengajak aku jadi pacarnya pasti aku tolak , ada perasaan trauma di dalam hatiku.masih aku ingat berapa cowok yang pernah memberiku kado ulang tahun dan mengirim surat di dalam kado,ataupun mengirim sms,hingga menelfon setiap sore. Waktu itu aku belum faham maksut mereka .mungkin aku adalah salah seorang cewek yang terlambat pubertas karena disaat teman-temanku asik di boncengin sama pacar mereka masing-masing aku masih asik dengan dan aktifitasku.

Manusia Ruang dan Waktu dalam Sejarah Ruang dan waktu dalam sejarah juga dikenal sebagai suatu konsep dimensi spasial dan temporal. Dimensi ...